اَلسَّلَامُ عَلَيْكُم بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
LCD Text Generator at TextSpace.net
LCD Text Generator at TextSpace.net
small rss seocips Murottal Qur'an
Sambil dengerin ngaji yuukk, baca postingannya, klik tombol play nya !!!

Saturday, March 19, 2016

Abdullah Bin Hudzafah Al Sahmy

“Menjadi Kewajiban Bagi Setiap Muslim untuk Mencium Kepala
Abdullah Bin Hudzafah, Saya yang Akan Memulainya Terlebih
Dahulu” (Umar Bin Khattab)


Tokoh kisah ini adalah seorang pria dari kalangan sahabat yang
bernama Abdullah bin Hudzafah Al Sahmy.Sejarah dapat saja berlalu atas
tokoh kita ini sebagaimana sejarah terus berlalu terhadap jutaan bangsa
Arab sebelum Abdullah tanpa memberikan perhatian khusus kepada
mereka.
Akan tetapi Islam yang agung memberikan kesempatan kepada
Abdullah bin Hudzafah Al Sahmy untuk bertemu dengan pemimpin dunia
saat itu yaitu Kisra Raja Persia dan Kaisar yang agung raja Romawi…
Bersama dua pemimpin besar ini, Abdullah mencatat kisah yang senantiasa
diingat orang dan terus dikisahkan oleh lisan sejarah sepanjang masa.

Adapun kisah Abdullah dengan Kisra raja Persia itu terjadi pada tahun
ke enam hijriyah saat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam berniat untuk mengirimkan beberapa
rombongan sahabatnya dengan membawa surat kepada para raja
berkebangsaan non-arab untuk mengajak mereka masuk ke dalam Islam.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sudah memprediksikan bahaya dari tugas ini…. Para
utusan Rasul tadi akan berangkat menuju negeri-negeri yang jauh yang
belum pernah mengadakan kerjasama dan kesepakatan dengan Islam
sebelumnya. Para utusan tadi tidak mengerti bahasa-bahasa negeri yang
akan didatanginya dan mereka juga tidak sedikitpun mengerti watak para
raja tadi… Para utusan tadi juga akan mengajak para raja untuk
meninggalkan agama mereka, melepaskan kebesaran dan kekuasaan serta
masuk ke dalam sebauh agama suatu kaum….. Ini merupakan sebuah
ekspedisi berbahaya. Sebab yang berangkat ke sana dapat menghilang 
sedang yang kembali dari ekspedisi  ini hanya tinggal anaknya saja.Oleh
karenanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan para sahabatnya . Beliau berdiri
dihadapan mereka dalam sebuah khutbah: Setelah memuji Allah,
mengucapkan syahadat Beliau bersabda:
“Amma ba’du. Aku ingin mengutus beberapa orang dari kalian untuk
datang kepada beberapa orang raja non-Arab. Janganlah kalian
membantah aku sebagaimana Bani Israil membantah Isa putra Maryam.”

Para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyambut dengan berseru: “Ya
Rasulullah, kami akan mendukung apapun yang kau inginkan. Kirimlah
kami kemana saja engkau inginkan.”

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengutus 6 orang sahabatnya untuk membawa surat
dari Beliau kepada beberapa orang raja Arab dan non-Arab. Salah seorang
dari ke enam utusan tadi adalah: Abdullah bin Hudzafah Al Sahmy yang
diutus untuk membawa surat NabiShallallahu 'alaihi wasallam kepada Kisra raja Persia

Abdullah serta-merta mempersiapkan  bekalnya. Ia mengucapkan kata
perpisahan kepada istri dan anaknya. Ia lalu berangkat menuju tempat
tujuannya yang melalui berbagai lereng dan bukit dataran tinggi maupun
rendah. Ia lakukan perjalanan tersebut sendirian tanpa ada teman yang
mengiringi selain Allah Subhanu wata'ala. Saat ia sampai di perkampungan wilayah
Persia, ia memohon izin untuk dapat masuk kepada rajanya. Dan para
permbantu raja memperingatkan bahaya dari surat yang dibawa Abdullah
kepada raja.
Mendengar itu raja Kisra memerintahkan para pembantunya untuk
menghias istana, lalu ia megundang  para pembesar bangsa Persia untuk
dapat hadir dalam kesempatan ini. Kemudian Kisra mengizinkan Abdullah
bin Hudzafah untuk datang.
Lalu datanglah Abdullah bin Hudzafah menghadap pemimpin Persia
dengan menggunakan selendang tipis yang menutupi tubuhnya, ia juga
mengenakan baju panjang berbahan kasar yang ditutupi dengan selendang
khusus bangsa Arab.
Akan tetapi ia memiliki leher yang tegak. Postur tubuh yang tegap. Dari
tulang rusuknya terlihat keagungan Islam. Dalam hatinya menyala
kebesaran iman.
Begitu Kisra melihat Abdullah datang menghadap, ia langsung memberi
isyarat kepada salah seorang pembantunya untuk mengambil surat dari
tangan Abdullah, maka Abdullah langsung berkata: “Jangan, Rasulullah
Saw menyuruhku untuk menyerahkan surat ini langsung ke tanganmu,
dan aku tidak ingin melanggar perintah Rasulullah.”
Kisra langsung memerintahkan kepada semua pembantunya: “Biarkan
ia mendekat kepadaku.” Maka Abudllah langsung mendekat ke arah Kisra
sehingga ia dapat langsung menyerahkan surat tersebut ke tangan Kisra.
Lalu Kisra memanggil seorang juru  tulis berkebangsaan Arab dari
negeri Al Hirah6
 dan ia memerintahkan untuk membuka surat tersebut dihadapannya. Dan Kisra meminta juru tulis tadi untuk membacakannya:
“Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra yang
Agung raja Persia. Keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk…”
Begitu Kisra mendengar isi surat sebagaimana yang telah dibacakan
kepadanya, maka tersulutlah api amarah dalam dadanya. Wajahnya
menjadi merah. Keringatnya mengucur deras dari leher karena dalam surat
tersebut Rasulullah Saw memulai dengan menyebut dirinya sendiri… Lalu
ia langsung menyambar surat tersebut dan merobeknya tanpa ia tahu apa
yang ada dalam isi surat itu. Ia pun langsung berseru: “Apakah ia berani
menuliskan hal ini kepadaku, padahal dia adalah budakku?!!” Lalu ia
memerintahkan para pengawalnya untuk mengeluarkan Abdullah bin
Hudzafah dari hadapannya. Dan akhirnya Abdullah dibawa keluar.

Abdullah bin Hudzafah keluar meninggalkan ruang sidang Kisra. Ia
sendiri tidak tahu ketentuan Allah yang bagaimana yang akan terjadi pada
dirinya…. Apakah ia akan dibunuh atau dibiarkan hidup dengan bebas?
Akan tetapi ia masih sempat berujar: “Demi Allah, aku tidak peduli
akan nasibku setelah aku menyampaikan surat RasulullahShallallahu 'alaihi wasallam… Iapun
langsung menaiki kendaraannya dan akhirnya berangkat.
Begitu amarah Kisra mereda, ia memerintahkan untuk membawa
masuk kembali Abdullah; namun ia tidak ditemukan… para pembantu raja
lalu mencarinya, namun sayang Abdullah telah pergi tanpa jejak.
Merekapun terus mengejar sepanjang jalan hingga ke jazirah Arab, dan
mereka menyadari bahwa Abdullah telah pergi jauh.
Begitu Abdullah datang menghadap Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ia menceritakan apa
yang terjadi dengan Kisra dan surat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang dirobeknya. Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam
tidak menanggapi dengan ucapan apa-apa selain: “Allah akan merobek-
robek kerajaannya.”

Kisra kemudian mengirim surat kepada Badzan wakilnya yang berada
di Yaman. Dalam suratnya Kisra berpesan: “Kirimlah kepada orang yang
ada di Hijaz ini (Muhammad) dua  orang kuat yang kau miliki. Dan
suruhlah mereka berdua membawanya menghadapku…” Maka Badzan
mengutus dua orang terbaiknya kepada RasulullahShallallahu 'alaihi wasallam, dan lewat kedua
orang tadi Badzan menitipkan surat kepada Rasul yang didalamnya
terdapat perintah kepada Rasul untuk berangkat bersama kedua orang
utusannya untuk menghadap Kisra sesegera mungkin…
Badzan juga meminta kedua utusannya untuk mencari informasi
tentang diri dan kisah Rasulullah, dan meminta keduanya melaporkan
setiap informasi tentang diri Beliau. 

Kedua orang utusan tadi berangkat dengan kecepatan tinggi sehingga
keduanya tiba di daerah Thaif. Mereka berdua bertemu dengan para
pedagang dari suku Quraisy. Begitu melihat mereka, keduanya langsung
menanyakan tentang diri Muhammad Saw. Para pedagang Quraisy
menjawab: “Mereka kini ada di Yatsrib.” Kemudian para pedagang tadi
melanjutkan perjalanan ke Mekkah dengan gembira, dan mereka
membawa kabar gembira kepada suku Quraisy sambil berkata:
“Bergembiralah! Kisra sekarang akan menghantam Muhammad dan kalian
tidak usah lagi khawatir akan kejahatannya.”
Sedang kedua utusan tadi langsung menuju Madinah. Tatkala sampai
disana mereka berdua bertemu dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka lalu
menyerahkan surat Badzan kepada Beliau sambil berkata: “Raja diraja Kisra
menuliskan surat kepada raja kami Badzan untuk mengutus seseorang yang
dapat membawamu menghadapnya… Kami kini sudah datang untuk
menjemputmu. Jika kau ingin, kami dapat berbicara kepada Kisra sehingga
ia tidak mencelakakanmu dan membiarkanmu selamat. Jika kau menolak,
kau sudah mengerti kekuatan, kebengisan dan kemampuannya untuk
membunuhmu dan semua kaummu.”
Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum sambil bersabda kepada mereka berdua:
“Kembalilah lagi ke tunggangan kalian hari ini, dan datanglah esok!.”
Begitu mereka berdua datang menghadap lagi kepada Nabi di hari
esoknya, mereka berdua berkata: “Apakah kau sudah mempersiapkan diri
untuk berangkat bersama kami menghadap Kisra?”
Nabi Saw menjawab mereka dengan bersabda: “Kalian tidak akan
bertemu dengan Kisra lagi setelah ini…. Allah telah membunuhnya; dengan
mengangkat putranya yang bernama Syirawaih di malam ini…. Dan bulan
ini….”
Mereka berdua lalu menatap tajam wajah Nabi Saw, dan nampak
keterkejutan di wajah mereka berdua. Keduanya bertanya: “Apakah engkau
mengerti apa yang kau katakan? Apakah kami perlu menulis surat tentang
hal ini kepada Badzan?”
Rasul Saw menjawab: “Silahkan dan katakan kepadanya bahwa
agamaku akan dapat menguasai apa yang telah dikuasai oleh Kisra dan jika
ia mau masuk ke dalam Islam, aku akan membiarkan apa yang telah ia
miliki dan menjadikannya sebagai raja bagi kaumnya.”

Akhirnya kedua utusan tadi pergi meninggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan
mereka pergi menghadap Badzan. Keduanya menceritakan kisahnya.
Badzan lalu berkata: “Jika apa yang dikatakan Muhammad adalah benar
maka dia adalah seorang Nabi, namun jika tidak maka kami akan
mengambil keputusan atasnya…” 

Tidak lama berselang maka tibalah kepada Badzan surat dari Syirawaih
yang didalamnya tertulis: “Amma ba’du… Aku telah membunuh Kisra. Aku
membunuhnya karena ingin membalas dendam bangsaku. Karena ia telah
memerintahkan untuk membunuh para pembesar bangsa, menjadikan
wanita-wanitanya sebagai budak dan merampas harta rakyat. Jika surat ini
telah sampai di tanganmu maka engkau dan seluruh pengikutmu harus
tunduk dan taat kepadaku.”
Begitu Badzan membaca surat dari Syirawaih, ia langsung membuang
surat tersebut dan ia mengumumkan bahwa ia masuk Islam. Karenanya,
maka seluruh bangsa Persia yang berada di Yaman masuk Islam
bersamanya.

Demikianlah kisah perjumpaan Abdullah bin Hudzafah dengan Kisra
raja Persia. Lalu bagaimana kisah perjumpaannya dengan Kaisar yang
Agung raja Romawi?
Perjumpaan Abdullah dengan Kaisar terjadi pada masa khilafah Umar
bin Khattab ra. Dan Umar punya kisah tersendiri dengan Abdullah yang
termasuk kisah paling menakjubkan.
Pada tahun 19 Hijriyah, Umar mengirimkan pasukan untuk berperang
dengan Romawi yang didalamnya terdapat Abdullah bin Hudzafah Al
Sahmy….  Kaisar raja Romawi sudah mendengar tentang kisah pasukan
kaum muslimin dan sifat mereka yang memiliki iman yang kuat, akidah
yang kokoh dan rela mengorbankan jiwa di jalan Allah dan Rasul-Nya.
Kaisar memerintahkan kepada pasukannya –jika mereka dapat
menangkap seorang tawanan dari pasukan kaum muslimin- hendaknya
tidak diapa-apakan akan tetapi  dibawa menghadapnya hidup-hidup…
Kehendak Allah menetapkan bahwa Abdullah bin Hudzafah Al Sahmy
menjadi tawanan bangsa Romawi. Maka para pasukan Romawi membawa
Abdullah menghadap Kaisar. Para pasukan tadi berkata kepadanya: “Ini
adalah seorang sahabat Muhammad yang masuk Islam lebih dahulu, dan ia
berhasil kami tangkap; dan kini kami membawanya menghadapmu.”

Raja Romawi memadang ke arah Abdullah bin Hudzafah dengan
seksama,lalu ia berkata kepadanya: “Aku akan menawarkan sesuatu
kepadamu.” Abdullah bertanya: “Apa itu?” Kaisar menjawab: “Aku
menawarkan kepadamu untuk masuk ke dalam agama Nashrani. Jika kau
mau, aku akan membiarkanmu hidup dan membuatmu hidup muia.” Maka
Abdullah menjawab dengan sengit dan tegas: “Tidak akan bagiku.
Kematian 1000 kali lebih aku sukai daripada memenuhi ajakanmu.”
Kaisar lalu berkata: “Menurutku engkau adalah seorang yang mulia…
Jika kau mau menerima tawaranku maka aku akan menjadikanmu sebagai
pembantuku dan aku akan berbagi kekuasaan denganmu.” 

Abdullah yang sedang dalam kondisi terikat itu tersenyum seraya
berkata: “Demi Allah, andai saja kau beri aku seluruh apa yang kau miliki
dan semua yang dimiliki bangsa Arab agar aku keluar dari agama
Muhammad sekejap saja, maka aku tidak akan pernah melakukannya.”
Kaisar berkata: “Kalau begitu, aku akan membunuhmu.” Abdullah
menjawab: “Lakukan saja apa yang kau inginkan.” 
Kemudian Kaisar memerintahkan agar Abdullah disalib. Kemudian ia
memerintahkan para juru tombaknya untuk melontarkan tombak ke arah
tangan Abdullah, karena ia berani menolak untuk masuk agama Nasrani.
Kaisar pun memerintahkan kepada juru tombaknya untuk melemparkan
tombak ke arah kaki Abdullah karena ia berani menolak untuk
meninggalkan agamanya. 
Setelah itu, Kaisar meminta para juru tombaknya berhenti dan
menyuruh mereka untuk menurunkan Abdullah dari tiang salib. Kemudian
Kaisar meminta sebuah tungku besar yang berisikan minyak. Ia lalu
menyalakan api sehingga mendidih. Lalu ia memanggil pembantunya
untuk membawa dua orang tawanan dari kaum muslimin lainnya. Lalu
Kaisar memerintahkan agar salah seorang dari tawanan tadi dimasukkan
ke dalam tungku tadi. Maka serta merta dagingnya langsung terburai…
dan tulangnya menjadi kelihatan.
Lalu Kaisar menoleh ke arah Abdullah bin Hudzafah dan mengajaknya
untuk masuk ke dalam agama Nashrani. Namun Abdullah menolaknya
dengan lebih keras lagi.
Tatkala kesabaran Kaisar sudah habis, ia menyuruh pembantunya
untuk memasukkan Abdullah ke dalam tungku bersama kedua sahabatnya
tadi. Tatkala para pengawal membawa Abdullah, maka kedua matanya
mengeluarkan air mata. Maka para pengawal tadi memberitahukan Kaisar
bahwa Abdullah telah menangis…
Kaisar menduga bahwa Abdullah sudah merasa takut dan ia berkata:
“Bawa kembali dia menghadapku!”
Tatkala Abdullah sudah berada di hadapan Kaisar. Kaisar menawarkan
agama Nasrani kembali kepadanya dan ia pun masih menolak.
Maka Kaisar menjadi berang karenanya seraya berkata: “Celaka kamu,
lalu apa yang membuatmu menangis tadi?”  Abdullah menjawab: “Yang
membuat aku menangis adalah saat aku berkata dalam diri sendiri:
‘Sebentar lagi kau akan dimasukkan ke dalam tungku dan ruhmu akan
pergi. Dan aku berharap aku memiliki ruh yang banyak sejumlah rambut
yang berada di badanku, sehingga semuanya dimasukkan ke dalam tungku
dan mati di jalan Allah.”
Maka Kaisar yang lalim bertanya: “Maukah kau mencium kepalaku
sehingga aku akan membebaskanmu?” Abdullah balik bertanya: “Apakah
engkau juga akan membebaskan semua tawanan kaum muslimin?” Kaisar
menjawab: “Semuanya akan aku bebaskan.” Abdullah lalu berkata dalam
dirinya: “Dia adalah salah satu musuh Allah. Aku harus mencium 

kepalanya sehingga ia akan membebaskanku dan semua tawanan
muslimin. Menurutku ini bukanlah hal yang dapat membawa mudharat.”
Kemudian Abdullah mendekat ke arah Kaisar dan iapun mencium
kepala Kaisar.  Lalu Kaisar memerintahkan untuk membawa semua
tawanan muslimin menghadapnya dan kemudian mereka semua
dibebaskan.
Abdullah bin Hudzafah datang menghadap Umar bin Khattab ra. Ia
mengisahkan ceritanya; Umar langsung gembira dibuatnya. Tatkala Umar
melihat semua tawanan yang bersamanya ia berujar: “Menjadi kewajiban
bagi setiap muslim untuk mencium kepala Abdullah bin Hudzafah… dan
aku sendiri yang akan memulainya.” Lalu Umar berdiri dan mencium
kepala Abdullah.

Sumber : Kisah Heroik 65 Orang Sahabat Rosulullah

No comments:

Post a Comment

Silakan Tuliskan Komentar Anda Tentang Blog Ini dan Juga Tentang Postingannya, Komentar dan Masukkan Anda Sangat Berarti Untuk Perkembangan Blog Ini

Beri Tahu Kami Jika Ada Link Download Yang Tidak Bekerja atau Tidak Bisa Dibuka
TERIMA KASIH...!!!