Kondisi kesehatan Rasulullah kian memburuk oleh sakit yang beliau derita. Sebelum sakit beliau
menitipkan uang kepada Aisyah, namun lupa untuk memintanya agar menyedekahkan uang
tersebut. Namun kini, dalam sakit-nya Rasulullah teringat akan uang tersebut dan berkata kepada
Aisyah dengan suara parau, “Aisyah, dimana uang yang pernah kutitipkan padamu?” Bagi-
bagikan uang itu di jalan Allah. Karena Muhammad malu bertemu Allah Sang Kekasih,
sedangkan dirumahnya masih ada timbunan uang?” (Aisyah Shaiddiqah, Abdul Majid Rusydi)
Mengabdi untuk Kebenaran
Adalah Mush’ab bin Umair, seorang pemuda dari keluarga kaya-raya. Pada masa awal dakwah
Islam, ia telah memeluk Islam dan teta menyembunyikan hal tersebut dari keluarganya.
Tetapi ada orang yang melapor pada keluarganya bila Mush’ab telah masuk Islam. Mendengar
laporan itu, mereka mengikat tengan dan kaki Mush’ab dan menjebloskannya ke dalam bui.
Setelah dikerangkeng beberapa lama, ia berhasil melarikan diri dan ikut dengan rombongan yang
hijrah ke Etiopia.
Setelah beberapa tahun kemudian, Mush’ab pergi meninggalkan Etiopia menuju ke Madinah. Di
tempat barunya ia hidup dalam kesulitan finansial yang akut. Suatu hari ia berpapasan dengan
Rasulullah dengan mengenakan sehelai kain yang sobek yang berjuang menutupi tubuhnya.
Rasulullah teringat akan keadaan Mush’ab yang dahulu hidup bergelimang kemewahaan. Air
mata beliau berlinang melihat nasibnya yang mengenaskan.
Saat perang Uhud, Mush’ab dipercaya membawa panji-panji tentara Islam. Mush’ab dengan
gagah berani berdiri ditengah medan laga. Keadaan kaum muslimin semakin terdesak dan
barisan mereka mulai terpecah. Seorang tentara musuh mendekati Mush’ab dan dengan satu
ayunan pedang musuh berhasil menebas tangan kanan Mush’ab. Dengan sigap Mush’ab
mempertahankan panji-panji Islam dengan tangan kirinya. Namun tangan kirinya juga tertebas
pedang musuh. Kemudian ia menekan tongkat panji-panji ke dalam dadanya dan mengapitnya
dengan kedua kakinya guna menjaganya agar tetap berdiri tegak. Namun orang ketiga
melepaskan anak panah ke arahnya dan membuatnya jatuh tersungkur di tanah. (Hikaya-i-
Sahabah (Zakaria)
kembali ke awal
No comments:
Post a Comment
Silakan Tuliskan Komentar Anda Tentang Blog Ini dan Juga Tentang Postingannya, Komentar dan Masukkan Anda Sangat Berarti Untuk Perkembangan Blog Ini
Beri Tahu Kami Jika Ada Link Download Yang Tidak Bekerja atau Tidak Bisa Dibuka
TERIMA KASIH...!!!