اَلسَّلَامُ عَلَيْكُم بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
LCD Text Generator at TextSpace.net
LCD Text Generator at TextSpace.net
small rss seocips Murottal Qur'an
Sambil dengerin ngaji yuukk, baca postingannya, klik tombol play nya !!!

Wednesday, March 23, 2016

Ikrimah Bin Abi Jahal

“Ikrimah Akan Datang kepada Kalian Sebagai Orang yang Beriman &
Berhijrah, Janganlah Kalian Mencerca Ayahnya! Sebab Mencerca
Orang yang Sudah Mati Akan Menyakiti Orang yang Masih Hidup

Padahal Cercaan Itu Tidak Sampai Kepada Si Mayit.”  (Muhammad
Rasulullah)

Selamat datang kepada Sang Penunggang yang Berhijrah!
Saat usianya sudah memasuki kepala 3 dan saat Nabi mulai melakukan
dakwah kebenarannya dengan terang-terangan.
Saat itu, ia adalah salah seorang anggota suku Quraisy yang terpandang
nasabnya, dan yang paling banyak harta.
Sepantasnya ia memeluk Islam sebagaimana para sahabatnya seperti
Sa’d bin Abi Waqash, Mus’ab bin Umair dan lainnya yang termasuk anak-
anak orang terpandang di Mekkah.
Lalu siapakah ayahnya, kalau engkau mengetahuinya?
Dia adalah tokoh Mekkah yang paling bengis, pemimpin tindakan
kemusyrikan nomor 1, sosok penyiksa yang dengan ulahnya Allah mencoba
keimanan kaum mukminin dan ternyata mereka tegar menghadapinya.
Lewat makarnya, Allah menguji kesetiaan kaum mukminin dan
ternyata mereka benar-benar setia.
Dialah Abu Jahl!
Itulah ayahnya. Sedangkan Ikrimah bin Abu Jahl Al Makhzumy adalah
seorang di antara beberapa suku Quraisy yang pemberani dan salah
seorang tokoh penunggang kuda yang terpandang.

Ikrimah bin Abu Jahl merasa harus menuruti kepemimpinan ayahnya
untuk memusuhi Muhammad Shllallahu 'alaihi wasalam; sehingga ia sendiri begitu benci kepada
Rasul Shllallahu 'alaihi wasalam. Ia juga menyiksa para sahabat Beliau dengan kejam. Ia
melakukan penyiksaan kepada Islam dan kaum muslimin sehingga
membuat ayahnya senang.
Begitu ayahnya memimpin pasukan musyrikin dalam perang Badar, ia
bersumpah dengan Lata dan Uzza bahwa ia tidak akan kembali ke Mekkah
kecuali bila Muhammad sudah kalah. Ia sempat menginap di Badr selama 3 hari dan menyembelih unta, meminum khamr dan menikmati musik yang dimainkan oleh para pemainnya.
Saat Abu Jahl memimpin peperangan ini, Ikrimah anaknya menjadi
pegangannya tempat ia bersandar dan menjadi tangannya di mana ia menggenggam.
Akan tetapi Lata dan Uzza tidak menjawab seruan Abu Jahl karena
keduanya tidak bisa mendengar. Keduanya tidak bisa menolong Abu Jahl
karena mereka tidak mampu melakukan apapun.
Akhirnya Abu Jahl mati di Badr  dan anaknya Ikrimah menyaksikan
peristiwa tersebut dengan kedua matanya. Tombak-tombak kaum muslimin
menghisap darahnya. Ikrimah juga mendengar dengan kedua telinganya
saat Abu Jahl melepaskan nafas terakhirnya yang membuat kedua bibirnya
menganga.

Ikrimah kembali ke Mekkah setelah  ia meninggalkan jasad pemimpin
bangsa Quraisy tadi di Badr. Kekalahan telah membuatnya gentar sehingga
tidak dapat membawa jasad ayahnya kembali ke Mekkah. Ia lebih memilih
membiarkan jasad ayahnya tertinggal sehingga di buang oleh kaum
muslimin di sebuah tempat bernama Al Qalib bersama dengan puluhan
korban dari pihak kaum musyrikin. Kaum muslimin lalu menguruk mereka
dengan pasir.

Sejak hari itu, Ikrimah bin Abi Jahl memiliki pandangan lain tentang
Islam. Ia begitu benci kepada Islam karena dendam atas pembunuhan
ayahnya; dan hari ini ia akan membalaskan dendamnya. 
Oleh karenanya, ikrimah dan beberapa orang yang ayahnya terbunuh
pada perang Badr menyalakan api  permusuhan di dada kaum musyrikin
untuk melawan Muhammad Shllallahu 'alaihi wasalam. Mereka juga menyulut kobaran amarah
di hati suku Quraisy yang kehilangan anggota keluarganya saat perang
Badr. Sehingga usaha mereka menyulut terjadi perang Uhud.
Ikrimah bin Abu Jahl berangkat menuju perang Uhud bersama istrinya
yang bernama Ummu Hakim agar ia beserta para wanita lain yang
kehilangan keluarganya saat perang  Badr berdiri di belakang pasukan
kaum pria. Para wanita tadi bertugas memukulkan genderang untuk
memberi semangat kepada kaum Quraisy untuk meneruskan peperangan, dan memberikan semangat kepada pasukan berkuda agar tidak lari dari medan laga.

Bangsa Quraisy kali ini di pimpin oleh pasukan berkuda di bawah
komando Khalid bin Walid, dan pasukan infantry di bawah komando
Ikrimah bin Abu Jahl. Kedua komandan kaum musyrikin tadi telah berhasil
membuat kemenangan di pihak mereka atas Muhammad dan para
sahabatnya. Kaum musyrikin saat itu telah membuktikan kemenangan yang
besar, sehingga Abu Sufyan berseru: “Inilah balasan dari perang Badr!”
Pada perang Khandaq, kaum musyrikin mengepung kota Madinah
beberapa hari lamanya sehingga habislah kesabaran Ikrimah bin Abi Jahl.
Ia begitu gemas dengan pengepungan ini. Ia melihat ke sebuah tempat yang
sempit di dalam parit. Ia memaksakan kudanya untuk masuk ke dalamnya
sehingga ia dapat menerobos. Kemudian di belakangnya menyusul ikut
menerobos serombongan orang yang sedang berpetualang dan menjadi
salah satu korbannya adalah Amr bin Abdu Wuddin Al Amiry.

Pada hari penaklukkan kota Mekkah, kaum Quraisy berpendapat
bahwa mereka tidak mampu melawan Muhammad dan para sahabatnya.
Mereka memutuskan untuk membiarkan Muhammad datang ke Mekkah.
Mereka menderita akibat keputusan yang mereka ambil setelah mereka
tahu bahwa Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam memerintahkan para panglima muslimin
untuk tidak memerangi penduduk Mekkah kecuali bila para penduduknya
melakukan penyerangan.
Akan tetapi Ikrimah bin Abu Jahl  dan beberapa orang lainnya tidak
sepakat dengan keputusan kaum Quraisy ini. Mereka berani untuk
menghadapi pasukan yang besar ini. Maka Khalid bin Walid menyerang
kaum muslimin dalam sebuah perang kecil di mana terbunuh beberapa
orang dari mereka. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk melarikan
diri selagi memungkinkan. Salah seorang dari mereka yang berhasil lolos
adalah Ikrimah bin Abu Jahal.
                                                      

 Amr bin Abdu Wuddin Al Amiry Al Qurasy adalah salah seorang penunggang kuda terkenal di
masa jahiliyah. Begitu ia menerobos Khandaq, ia dihalau oleh Ali bin Abi Thalib hingga akhirnya tewas
terbunuh.
 

Ketika itu Ikrimah merasa menyesal. Mekkah kini sudah tunduk
dihadapan kaum muslimin. Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam telah memaafkan segala
kesalahan kaum Quraisy yang pernah mereka lakukan kepada Beliau dan
para sahabatnya. Akan tetapi ada beberapa nama yang tidak Rasul Shllallahu 'alaihi wasalam
maafkan. Rasul memerintahkan para sahabatnya untuk membunuh nama-
nama ini, meskipun mereka mendapatinya sedang berada di bawah tembok
Ka’bah. Salah seorang dari nama yang dicari oleh kaum muslimin tadi
adalah Ikrimah bin Abu Jahl. Oleh  karenanya, ia menyusup dengan
sembunyi-sembunyi untuk keluar dari Mekkah, dan ia hendak pergi
melarikan diri ke Yaman, karena ia tidak menemukan ada tempat
perlindungan lain baginya kecuali di sana.

Saat itu Ummu Hakim istri Ikrimah bin Abu Jahl dan Hindun bin
Utbah datang ke rumah Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam diiringi dengan sepuluh wanita
lainnya untuk menyatakan sumpah setia kepada Nabi Shllallahu 'alaihi wasalam. Mereka semua
masuk ke dalam rumah Nabi Shllallahu 'alaihi wasalam. Saat itu Rasul Shllallahu 'alaihi wasalam sedang ditemani oleh dua istrinya dan anaknya yang bernama Fathimah dan beberapa wanita
dari Bani Abdul Muthalib. Maka  berbicaralah Hindun yang pada
kesempatan itu ia mengenakan niqab
: “Ya Rasulullah, segala puji bagi
Allah yang telah memenangkan agama yang dipilih-Nya. Dan aku berharap
engkau dapat memperlakukan aku dengan baik karena adanya hubungan
kerabat di antara kita. Aku kini adalah wanita yang beriman dan
membenarkan ajaran agama ini.” Lalu ia membuka niqab dari
wajahnya,lalu berkata: “Saya adalah Hindun binti Utbah, Ya Rasulullah!”
Maka Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam menjawabnya: “Selamat datang kepadamu!” Hindun
meneruskan: “Demi Allah ya Rasulullah, tidak ada satupun di muka bumi
ini rumah yang lebih aku sukai untuk merendahkan diri kecuali rumahmu
ini. Dan aku tidak ingin rumahku dan semua rumah di muka bumi ini
lebih mulia dari rumahmu.”
Lalu Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam bersabda: “Ada lagi yang mau menambahkan?”
Lalu berdirilah Ummu Hakim istri Ikrimah bin Abu Jahl yang telah
masuk Islam. Ia berkata: “Ya Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam, Ikrimah telah lari darimu
menuju Yaman karena merasa takut akan kau bunuh. Berilah rasa aman
baginya! Semoga Allah memberikan keamanan kepadamu.” Lalu Rasulullah
Saw menjawab: “Dia sekarang sudah aman.”
Lalu Ummu Hakim keluar dari rumah Rasulullah setelah mengajukan
permintaannya. Saat itu ia sedang didampingi oleh seorang budaknya yang
                                                      

(Maksudnya ia mengenakan niqab karena merasa malu kepada Rasulullah  karena telah
membunuh paman Nabi Shllallahu 'alaihi wasalam yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib pada perang Uhud.)  

berasal dari bangsa Romawi. Begitu keduanya sedang berjalan cepat, lalu
budaknya mencoba untuk menggoda Ummu Hakim. Maka Ummu Hakim
berusaha untuk mengulur-ulur waktu dan menjanjikannya di tempat lain.
Sehingga ia sampai di sebuah perkampungan bangsa Arab. Sesampainya di
sana, Ummu Hakim meminta pertolongan suku tersebut dari kejahatan
budaknya, maka suku tersebut mengikat budak Romawi tadi dan
menawannya bersama mereka. 
Ummu Hakim meneruskan perjalanannya sehingga ia berjumpa
dengan Ikrimah di tepi pantai di daerah Tihamah
. Saat itu Ikrimah
sedang berbicara dengan seorang nelayan muslim di atas perahunya.
Nelayan itu berkata kepada Ikrimah: “Menyerahlah, sehingga aku dapat
membawamu turut serta!” Ikrimah bertanya: “Bagaimana aku
melakukannya?” Nelayan menjawab: “Ucapkan bahwa aku bersaksi tiada
Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Ikrimah
menjawab: “Aku kabur ke sini karena kalimat itu!”
Selagi mereka meneruskan pembicaraan, maka datanglah Ummu
Hakim menemui Ikrimah, lalu ia berkata: “Wahai sepupuku. Aku baru saja
datang dari manusia yag paling baik, berbudi dan paling bijak. Aku baru
saja datang dari Muhammad bin Abdullah. Aku telah meminta jaminan
keamanan bagimu darinya. Dan ia telah memberikan jaminan keamanan
bagimu. Maka janganlah engkau menyusahkan dirimu lagi!” Ikrimah
bertanya: “Engkau berbicara dengannya?” Ummu Hakim menjawab:
“Benar. Aku telah berbicara dengannya dan ia memberikan jaminan
keamanan bagimu.”
Ummu Hakim terus-menerus meyakinkan dan membuat tenang
Ikrimah sehingga ia mau turut ikut bersama Ummu Hakim.
Kemudian di tengah jalan Ummu Hakim menceritakan kepada Ikrimah
kisah budaknya yang berbangsa Romawi dan apa yang telah ia lakukan
kepada Ummu Hakim. Mendengar itu Ikrimah mendatanginya lalu
membunuhnya sebelum ia masuk Islam.
Begitu keduanya singgah di suatu  tempat, Ikrimah merasa berhasrat
kepada istrinya dan ia ingin melakukan hubungan biologis dengannya.
Maka Ummu Hakim menolaknya dengan keras seraya berkata: “Saya kini
sudah menjadi muslimah dan engkau masih musyrik.”
Maka Ikrimah merasa heran dan berkata: “Sesuatu yang
menghalangiku untuk menggaulimu pasti adalah hal yang besar!”
Begitu Ikrimah mulai memasuki kota Mekkah, Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam bersabda
kepada para sahabatnya: “Sebentar lagi akan datang kepada kalian Ikrimah
bin Abu Jahl sebagai seorang mukmin yang berhijrah. Janganlah kalian
mencerca ayahnya; Sebab mencerca orang yang sudah mati akan melukai orang yang masih hidup padahal cercaan  itu tidak berarti apa-apa bagi si mayit.”
Tidak lama berselang maka tibalah Ikrimah dan istrinya ke tempat di
mana Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam duduk. Begitu Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam melihatnya maka Beliau langsung melompat tanpa sempat lagi mengenakan sorbannya
karena merasa begitu senang.
Begitu Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam kembali duduk, Ikrimah masih berdiri di
hadapan Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam lalu berkata: “Ya Muhammad, Ummu Hakim
memberitahukanku bahwa engkau telah menjamin keamanan untukku.”
Nabi langsung menjawab: “Ia benar, dan engkau sekarang aman!” Ikrimah
bertanya: “Engkau mengajakku untuk apa, Ya Muhammad?” Rasul
menjawab: “Aku mengajakmu untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan bahwa aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, mendirikan
shalat, membayar zakat…” dan Rasul menyebutkan rukun Islam semuanya.
Ikrimah menjawab: “Demi Allah, engkau mengajak tiada lain untuk
menuju kebenaran. Engkau hanya menyuruh hal yang tiada lain adalah
kebaikan.”
Kemudian ia menambahkan: “Demi Allah, dulunya bagi kami sebelum
berdakwah seperti sekarang engkau adalah orang yang paling jujur saat
berbicara dan orang yang paling baik.” Lalu ia mengulurkan tangannya
sambil berkata: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku
bersaksi bahwa Engkau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.” Lalu ia
berkata lagi: “Ya Rasulullah, ajarkan hal terbaik yang mesti aku ucapkan!”
Rasul menjawab: “Ucapkanlah: Asyhadu an La ilaha illa-llahu, wa anna
Muhammadan abduhu wa Rasuluhu!”
Ikrimah bertanya: “Lalu apa lagi?”
Rasul menjawab: “Ucapkanlah:Aku mempersaksikan kepada Allah dan
kepada orang yang hadir pada saat ini bahwa aku adalah seorang muslim,
mujahid dan muhajir!” Lalu Ikrimah pun mengucapkannya.
Begitu usai mengucapkannya, Rasul Shllallahu 'alaihi wasalam langsung bersabda: “Sejak saat
ini, setiap kau meminta sesuatu yang aku berikan kepada orang lain, pasti
akan aku berikannya juga kepadamu.” Ikrimah berkata: “Aku memintamu
untuk memintakan ampunan bagiku atas setiap permusuhan yang pernah
aku lakukan terhadapmu, atau setiap perjalanan perang yang aku lakukan
untuk menyerangmu, atau tempat perang di mana aku memerangimu, atau
setiap perkataan yang aku pernah ucapkan dihadapanmu atau di
belakangmu!”
Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam lalu berdo’a: “Ya Allah berilah ampunan kepadanya atas
setiap permusuhan yang pernah ia lakukan terhadapku. Atas setiap
perjalanan perang yang pernah ia lakukan untuk memadamkan cahaya-
Mu. Dan ampunilah ia atas apa yang pernah ia lakukan terhadap
kehormatanku saat berhadapan denganku ataupun saat aku sedang tidak
ada.”  Maka wajah Ikrimah langsung cerah  dan ia berkata: “Demi Allah ya
Rasulullah, semua harta yang pernah aku berikan untuk menghalangi jalan
Allah, maka akan aku berikan lagi berlipat ganda di jalan Allah. Dan setiap
korban yang pernah aku bunuh dalam menghalangi jalan Allah, maka aku
akan membunuh jumlah yang berlipat ganda di jalan Allah!”
Mulai hari itu, Ikrimah bergabung dengan pasukan dakwah sebagai
seorang penunggang kuda yang berani di medan laga. Dia menjadi seorang
yang amat kuat beribadah, selalu membaca Kitabullah di mesjid-mesjid.Ia
pernah menaruh AlQur’an di wajahnya sambil berkata: “Inilah kitab
Tuhanku… kalam Tuhanku.. dan ia menangis karena takut kepada Allah.

Ikrimah memenuhi janjinya kepada Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam. Setiap kali kaum
muslimin melakukan perang pasti ia ikut bersama mereka. Tidak pernah
ada rombongan yang di utus Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam untuk berperang, kecuali
Ikrimah sudah ada di barisan terdepan mereka. 
Pada perang Yarmuk, Ikrimah melakukan duel dengan Iqbal Al
Zhami’di sebuah genangan air yang dingin pada saat hari begitu panas.
Pada suatu kesempatan kaum muslimin terjepit. Ikrimah turun dari
kudanya dan mematahkan sarung pedangnya. Ia menerobos barisan bangsa
Romawi. Khalid bin Walid langsung mengejarnya dan berkata: “Jangan kau
lakukan hal ini, ya Ikrimah! Jika engkau tewas maka hal ini akan membuat
barisan muslimin menjadi lemah.”
Ia menjawab: “Biarkan aku, ya Khalid! Engkau sudah lama bergaul dan
mengenal Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam. Sedang aku dan ayahku, kami adalah orang-
orang yang dulunya amat memusuhi Beliau. Biarkan aku menebus segala
kesalahanku yang terdahulu.” Lalu ia berkata: “Dulu aku sering berperang
melawan Rasulullah Shllallahu 'alaihi wasalam, apakah hari ini aku mesti berpaling untuk
melawan bangsa Romawi?! Ini tidak boleh terjadi!” 
Lalu ia berseru kepada pasukan muslimin: “Siapa yang bersedia untuk
rela mati?” Maka pamannya Al Harits bin Hisyam, Dhirar bin Al Azwar dan
400 orang lagi dari pasukan muslimin yang bersedia melakukannya.
Akhirnya mereka semua berperang di bawah kepemimpinan Khalid bin
Walid ra dengan begitu semangatnya dan mereka melindungi Khalid
dengan begitu hebatnya.
Peperangan Yarmuk semakin menghebat dan kemenangan berpihak
pada pasukan muslimin, dan di tanah Yarmuk kini terdapat 3 orang
mujahidin yang menderita luka parah. Ketiganya adalah: Al Harits bin
Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi’ah dan  Ikrimah bin Abu Jahl. Al Harits
berteriak meminta minum. Begitu air minum dibawakan kepadanya, ia
menoleh ke arah Ikrimah… lalu berkata: “Berikan air ini kepadanya!”
Begitu air dibawakan kepada Ikrimah, ia menoleh ke arah Ayyasy dan  berkata: “Berikan air ini kepadanya!” Begitu mereka membawakan air kepada Ayyasy, rupanya Ayyasy sudah tewas. Begitu mereka kembali lagi
kepada Al Harits dan Ikrimah, rupanya keduanya pun sudah tiada. Semoga
Allah Subhanu wata'ala meridhai mereka semua dan memberikan kepada mereka
minuman dari telaga Al Kautsar yang tidak pernah merasakan haus lagi
untuk selamanya dan menganugerahkan mereka dengan lebatnya kebun
Firdaus sebagai tempat mereka menetap.


Sumber : Kisah Heroik 65 Orang Sahabat Rosulullah

No comments:

Post a Comment

Silakan Tuliskan Komentar Anda Tentang Blog Ini dan Juga Tentang Postingannya, Komentar dan Masukkan Anda Sangat Berarti Untuk Perkembangan Blog Ini

Beri Tahu Kami Jika Ada Link Download Yang Tidak Bekerja atau Tidak Bisa Dibuka
TERIMA KASIH...!!!