اَلسَّلَامُ عَلَيْكُم بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
LCD Text Generator at TextSpace.net
LCD Text Generator at TextSpace.net
small rss seocips Murottal Qur'an
Sambil dengerin ngaji yuukk, baca postingannya, klik tombol play nya !!!

Tuesday, March 22, 2016

'Amr Bin Al Jamuh

“Orang Tua yang Bertekad Menginjak Surga dengan Kakinya yang
Pincang”
Amr bin Jamuh adalah salah seorang pembesar Yatsrib pada zaman
jahiliah. Dia juga merupakan pemuka Bani Salamah.
Dia juga terkenal
sebagai salah satu tokoh Madinah yang penderma dan memiliki kehormtan
diri tinggi.
Salah satu kebiasaan para pembesar pada masa jahiliah adalah bahwa
masing-masing dari mereka harus membuat sebuah berhala di rumahnya;
agar ia mendapat keberkahan dari berhala tersebut setiap pagi dan petang.
Pada waktu musim-musim tertentu mereka juga harus menyembelih
hewan untuk dikorbankan kepada berhala tadi, dan juga agar berhala-
berhala tersebut dapat menjadi pelindung mereka pada saat-saat bahaya
dan sempit.
Berhala milik Amr bin Jamuh diberi nama dengan Manat yang ia buat
dari kayu yang bagus. Amr adalah  tokoh yang amat perhatian terhadap
berhala ini dibandingkan tokoh yang lain. Ia menjaganya dan memberikan
wewangian terbaik bagi berhala ini.

Amr bin Jamuh sudah menginjak usia 60 tahun saat cahaya iman
menerangi rumah-rumah penduduk Yatsrib dengan gerakan dakwah yang
dilakukan oleh Mus’ab bin Umair. Dari tangannya telah masuk ke dalam
Islam tiga orang anak Amr bin Jamuh yang bernama: Muawwadz, Muadz
dan Khallad. Ada juga teman sebaya mereka yang masuk ke dalam Islam
bernama Muadz bin Jabal.
Bersama ketiga anaknya, telah masuk Islam juga istrinya yang bernama
Hindun. Dan Amr bin Jamuh tidak tahu bahwa mereka semua telah
beriman.
Hindun, Istri Amr bin Jamuh melihat bahwa kebanyakan penduduk
Yatsrib telah memeluk Islam; dan tidak ada seorang pembesar Madinah
pun yang tetap berada dalam kemusyrikan selain suaminya dan beberapa
orang yang mengikutinya.
Istrinya berharap agar Amr bin Jamuh mati dalam keadaan kafir dan
masuk ke dalam neraka.
Dan Amr bin Jamuh sendiri khawatir apabila anak-anaknya
meninggalkan agama nenek moyang mereka dan mengikuti dakwah yang
dibawa Mus’ab bin Umair yang telah berhasil mengeluarkan banyak
manusia dari agama mereka dalam waktu yang singkat, dan memasukkan
mereka ke dalam agama Muhammad.
Amr bin Jamuh lalu berkata kepada istrinya: “Ya Hindun, jagalah anak-
anakmu agar tidak berjumpa dengan pria itu (maksudnya Mus’ab bin
Umair) sehingga kita memutuskan apa yang mesti kita lakukan terhadap
orang ini.” Istrinya menjawab: ‘Baik  kalau begitu. Akan tetapi apakah
engkau bersedia mendengar langsung dari anakmu Muadz apa
pendapatnya tentang orang ini?” Amr berkata: “Celaka kamu! Apakah
Muadz telah keluar dari agamanya dan aku tidak mengetahui hal ini?”
Istrinya yang shalihah ini lalu berkata dengan lemah lembut kepada
suaminya yang sudah menua: “Tidak, akan tetapi ia pernah ikut beberapa
majlis yang digelar oleh orang ini, dan ia ingat akan beberapa hal yang
diucapkan oleh orang ini.” Lalu Amr berkata: “Panggilah dia untuk
menghadapku...!” Saat Muadz datang dihadapannya, Amr berkata
kepadanya: “Ceritakan kepadaku apa yang telah dikatakan oleh orang
(Mus’ab bin Umair) ini!” Maka Muadz langsung membacakan: 

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Sang Pemilik Hari Pembalasan. Hanya kepada-Mu
lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah kami meminta
pertolongan. Tunjukilah kepada kami jalan yang lurus. Jalan yang
Kau berikan nikmat kepada mereka, bukanlah jalan yang Kau murkai
dan bukanlah jalan orang-orang yang sesat.”

Lalu Amr berkata: Alangkah indahnya ucapan ini?! Apakah semua
pembicaraannya seperti ini?!” Muadz menjawab: ‘Bahkan lebih indah dari
ini, wahai ayahku. Apakah engkau mau mengikutinya. Semua kaummu
telah bersumpah setia kepada Mus’ab bin Umair!” Amr yang telah tua
berdiam diri sejenak lalu berkata: “Aku tidak akan melakukannya hingga
aku meminta pendapat kepada Manat dan aku akan melihat apa yang akan
dikatakannya.” Maka Muadz berkata: “Apa yang dapat diucapkan oleh
Manat, wahai ayahku. Dia hanyalah sebuah kayu yang tuli. Tidak dapat
berpikir dan berbicara!”
                                                      
Amr pun berkata dengan sengit: “Aku katakan kepadamu bahwa aku
tidak akan mengambil keputusan sebelum bermusyawarah dengannya.”

Lalu Amr bin Jamuh datang menghadap Manat. Kebiasaan mereka
kaum jahiliah adalah jika ingin berbicara dengan berhala mereka berdiri di
belakang seorang wanita tua, sehingga wanita tua tadi akan memberikan
jawaban seperti yang diilhamkan oleh para berhala –dalam dugaan
mereka-, kali ini Amr berdiri tegak lurus di hadapan Manat. Ia
bertumpukan pada kakinya yang sehat, kaki Amr yang satunya lagi amat
pincang. Amr memuji Manat dengan pujian terindah, lalu berkata: “Ya
Manat, tidak disangsikan bahwa kau telah mengetahui orang yang datang
dari Mekah dan berdakwah di negeri kita. Tiada yang ia kehendaki selain
keburukan saja... ia datang ke sini untuk menghalangi kami dari
menyembahmu. Aku tidak mau bersumpah setia kepadanya –meski aku
mendengarkan betapa indah ucapannya- hingga aku bersyuwarah terlebih
dahulu kepadamu. Berilah pendapatmu kepadaku!” Namun Manat tidak
berkata sepatah katapun kepada Amr. 
Lalu Amr berkata: “Mungkin engkau  telah murka... Aku tidak akan
melakukan apapun yang dapat membahayakanmu setelah ini. Akan tetapi
tidak menjadi masalah, aku akan membiarkanmu sendiri dalam beberapa
hari ini hingga amarahmu menjadi reda.”

Anak-anak Amr bin Jamuh mengerti betapa ayah mereka begitu cinta
kepada berhalanya yang bernama Manat. Dan kecintaan tersebut semakin
bertambah dengan berjalannya waktu. Akan tetapi mereka menyadari
bahwa ayah mereka mulai ragu akan kehebatan Manat dalam hatinya. Dan
mereka juga sadar bahwa mereka harus mengubah pengaruh Manat ini
dari hati ayahnya, dan itulah cara satu-satunya menuju iman.

Pada suatu malam, anak-anak Amr bin Jamuh bersama Muadz bin Jabal
mendatangi Manat. Mereka membawa Manat dan memasukkannya ke
dalam sebuah lubang di Bani Salamah tempat mereka membuang sampah.
Mereka pun kembali ke rumah masing-masing tanpa ada seorang pun yang
mengetahui ulah mereka. Begitu pagi datang menjelang, Amr pergi dengan
langkah pasti untuk memberikan salam kepada berhalanya, namun sayang
kali ini ia tidak menjumpainya. Ia langsung berseru: “Celaka kalian, siapa
yang telah berani berlaku nista kepada tuhan kita malam tadi?!...” Tidak
ada seorang pun yang mengaku.
Serta-merta ia mencari berhala tadi di dalam dan di luar rumah. Dia
terlihat begitu marah dan emosi. Ia mengancam dan mengecam terus-
menerus hingga ia menemukan Manat dengan kepala tersembul di lubang. 

Maka Amr langsung mencucinya hingga bersih dan memberikan wangi-
wangiang kepadanya. Lalu ia mengembalikan Manat ke tempatnya. Ia
berkata kepada Manat: “Demi Allah, kalau saja aku tahu siapa yang
melakukan ini terhadapmu, pasti akan aku siksa dia!”
Pada malam kedua, para pemuda tadi mendatangi Manat dan
melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan padanya kemarin.
Begitu masuk pagi, Amr yang tua mencarinya lagi dan ia menemukan
Manat sedang berada di lubang dengan berlumuran kotoran. Lalu ia
mengambilnya, mencucinya dan memakaikan padanya wangi-wangian.
Dan ia menempatkan Manat kembali kepada tempatnya.
Para pemuda tadi terus saja melakukan hal yang sama setiap hari. Saat
Amr sudah merasa jengkel, ia datang menghadap Manat sebelum beranjak
tidur dengan membawa pedangnya dan pedang tersebut dia gantungkan ke
kepala Manat. Lalu ia berujar: “Ya Manat, Demi Allah aku tidak tahu siapa
yang melakukan hal ini sebagaimana kau melihatnya. Jika kau mampu,
tolaklah kejahatan dari dirimu ini. Bawalah pedang ini bersamamu!”
Setelah merasa nyaman. Amr pun berangkat tidur.
Begitu para pemuda tadi merasa yakin bahwa ayah mereka yang tua,
Amr sudah terlelap tidur, maka serta merta mereka langsung berhambur
menuju berhala tadi. Mereka melepas pedang dari leher berhala dan
mereka membawa keluar berhala tersebut. Mereka mengikatkan Manat
dengan tambang kepada seekor anjing yang telah mati. Mereka lalu
melemparkan keduanya ke dalam sumur Bani Salamah dimana mengalir
dan berkumpul di dalamnya kotoran dan sampah.
Begitu Amr yang tua terjaga dan ia tidak mendapati berhalanya, ia pun
pergi untuk mencarinya. Ia mendapati bahwa Manat sedang tertelungkup
wajahnya dalam sumur dan terikat dengan seekor anjing yang telah mati.
Pedang yang ada bersama Manat telah di ambil. Kali ini, Amr tidak
mengeluarkan Manat dari lubang, ia membiarkan Manat di tempatnya.
Lalu ia berujar:
Demi Allah, bila engkau adalah seorang tuhan 
Tidak mungkin engkau terikat bersama anjing di tengah sumur

Amr bin Jamuh merasakan manisnya iman yang membuat ia menyesal
atas setiap saat yang dilaluinya dalam kemusyrikan. Ia masuk ke dalam
agama yang baru dengan jiwa dan raganya. Ia mendedikasikan jiwa, harta
dan anaknya untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Tidak lama berselang, maka meledaklah perang Uhud. Amr bin Jamuh
menyaksikan para putranya sedang bersiap-siap untuk menghadapi para
musuh Allah. Ia mendapati mereka setiap pagi dan petang bagaikan para
singa di tengah hutan. Mereka begitu semangat untuk mendapatkan
kesyahidan dan meraih ridha Allah. Kondisi ini membuat ia turut
bersemangat. Ia bertekad untuk berangkat bersama mereka berjihad di
bawah panji Rasulullah Shallallahu 'alaih wasallam. Akan tetapi anak-anaknya bersepakat untuk
menghalangi ayah mereka untuk melaksanakan niatnya... Sebab ayahnya
adalah seorang yang amat tua renta. Ditambah lagi, kakinya amat
pincang.Padahal Allah Subhanu wata'ala sudah memberikan dispensasi baginya. Maka
anak-anaknya berkata kepada Amr: “Wahai ayah, Allah telah
memaafkanmu. Mengapa engkau membebani dirimu sendiri padahal Allah
sudah memaafkanmu?!”
Maka Amr yang tua renta pun menjadi amat berang. Ia langsung
datang menghadap Rasulullah Shallallahu 'alaih wasallam untuk mengadukan mereka kepada
Beliau. Ia  berkata: “Wahai Nabi Allah, anak-anakku ingin melarangku
untuk melakukan kebaikan ini. Mereka beralasan karena kakiku pincang.
Demi Allah, aku berharap dapat menginjak surga dengan kaki ku yang
pincang ini.”
Maka Rasul Shallallahu 'alaih wasallam bersabda kepada anak-anak Amr: “Biarkan ia; semoga
Allah memberikan kesyahidan baginya.”
Maka anak-anak Amr membiarkan ayah mereka karena taat dengan
perintah Rasulullah Shallallahu 'alaih wasallam.

Begitu waktu berangkat di umumkan, maka Amr bin Jamuh
mengucapkan kata berpisah kepada istrinya seperti ucapan perpisahan
seorang yang tak akan kembali lagi. Ia lalu menghadap kiblat dan
mengangkat kedua telapak tangannya ke arah langit seraya berdoa: “Ya
Allah berikanlah aku kesyahidan dan jangan kembalikan aku kepada
keluarga lagi dengan rasa putus asa”
Lalu ia berangkat dengan dilindungi oleh ketiga anaknya dan pasukan
yang banyak dari Bani Salamah. Saat peperangan berkecamuk dengan
sengit, dan manusia sudah mulai terpisah dari barisan Rasulullah Shallallahu 'alaih wasallam, Amr
bin Jamuh terlihat pada barisan pertama. Ia melompat dengan kakinya
yang sehat sambil berseru: “Aku merindukan surga!!! Aku merindukan
surga!!!” dan dibelakangnya terlihat anaknya yang bernama Khallad.
Kedua anak beranak tersebut membabatkan pedang mereka seraya
melindungi Rasulullah Shallallahu 'alaih wasallam dari musuh hingga keduanya tersungkur
sebagai syahid di medan laga. Jarak kematian sang anak dari ayahnya
hanya sedikit berselang.

Begitu peperangan berhenti, Rasul Shallallahu 'alaih wasallam berdiri dihadapan para jenazah
untuk menguruk tanah kubur mereka. Beliau bersabda kepada para
sahabatnya: “Biarkan darah dan luka mereka, aku menjadi saksi bagi
mereka semua!” Lalu Beliau bersabda: “Tidak ada seorang muslim yang
terluka di jalan Allah, kecuali pada hari kiamat ia akan datang dengan
darah mengalir yang warnanya seperti warna za’faran dan wangi seperti
wangi misyk.” Beliau juga bersabda: “Kuburkanlah Amr bin Jamuh
bersama Abdullah bin Amr; mereka berdua adalah orang yang saling
mencinta dan satu barisan di dunia.”


Sumber : Kisah Heroik 65 Orang Sahabat Rosulullah 

No comments:

Post a Comment

Silakan Tuliskan Komentar Anda Tentang Blog Ini dan Juga Tentang Postingannya, Komentar dan Masukkan Anda Sangat Berarti Untuk Perkembangan Blog Ini

Beri Tahu Kami Jika Ada Link Download Yang Tidak Bekerja atau Tidak Bisa Dibuka
TERIMA KASIH...!!!